Pengabdian kepada masyarakat merupakan salah satu bagian dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi yang wajib dilaksanakan oleh dosen di Perguruan Tinggi. Kegiatan ini biasanya dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat pada daerah binaan. Kegiatan yang dilakukan harus sesuai dengan permasalahan dan kebutuhan pada daerah binaan.

Dalam rangka melaksanakan tugas pengabdian kepada masyarakat, dua orang dosen Program Studi S1 Pendidikan Kesejahteraan Keluarga, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Jakarta yaitu Maya Oktaviani, M.Pd. dan Elmanora, M.Si. menjalin kerja sama dengan Rumah Yatim Dhuafa Raydha Aulia. Kegiatan diawali dengan analisis permasalahan dan kebutuhan di Rumah Yatim Dhuafa Raydha Aulia sebagai mitra kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Hasil wawancara dengan Ibu Kenty Martiastuti, M.Si. dan Ibu Titi Suherti selaku pengurus menunjukkan bahwa mereka memerlukan program untuk penguatan karakter anak, terutama karakter percaya diri dan kerja keras. Ada banyak metode yang dapat digunakan dalam menguatkan karakter anak, salah satunya adalah dengan menggunakan media permainan edukatif. Oleh karenanya, kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilaksanakan berjudul “Internalisasi Nilai-nilai Karakter pada Anak Yatim melalui Media Permainan Edukatif”.

Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Selasa, 23 Juni 2020. Kegiatan ini diikuti oleh 24 orang anak-anak yatim dhuafa. Rumah Yatim Dhuafa Raydha Aulia terletak di Jalan Kesadaran II, Pondok Petir, Bojongsari, Jawa Barat, Indonesia. Pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat tetap memperhatikan protokol kesehatan dalam penyelenggaraan kegiatan di tengah Pandemi Covid-19, seperti:

  1. Kegiatan dibagi dalam 3 sesi. Dalam setiap sesi, hanya ada 6-10 anak-anak yatim yang datang. Sehingga pada satu waktu, jumlah orang yang berkumpul di Rumah Yatim Dhuafa Raydha Aulia kurang dari 20 orang.
  2. Jam kedatangan peserta tiap sesi dijadwalkan oleh panitia. Panitia memberikan jarak antara kepulangan anak-anak sesi 1 dengan kedatangan anak-anak sesi berikutnya. Sehingga tidak terjadi penumpukan dalam satu waktu.
  3. Pada setiap sesi, anak-anak dibagi ke dalam dua kelas paralel. Masing-masing kelas terdiri dari 3-5 anak dan 2 orang pendamping sehingga physical distancing tetap terjaga.
  4. Ketika tiba di Rumah Yatim Dhuafa Aulia, anak-anak diwajibkan untuk mencuci tangannya dengan sabun yang telah disediakan oleh panitia.
  5. Selama kegiatan berlangsung, anak-anak dan panitia wajib mengenakan masker. Panitia menyediakan masker untuk dibagikan jika ada anak yang tidak membawanya.
  6. Panitia menyediakan hand sanitizer dan sabun cuci tangan yang dapat digunakan sewaktu-waktu.
  7. Panitia memberikan pulpen untuk masing-masing peserta mengisi daftar hadir, pre-test, dan post-test, sehingga pulpen tidak digunakan bergantian.
  8. Panitia menyediakan makan siang dalam bentuk box dan anak-anak dipersilakan untuk membawanya pulang.

Media permainan edukatif yang digunakan dalam kegiatan ini berbentuk ular tangga raksasa yang terdiri atas 49 nomor dengan ukuran 3 m x 3 m. Permainan yang dilakukan mengikuti prinsip permainan ular tangga. Akan tetapi tidak memerlukan kuda atau pion seperti yang biasa digunakan dalam permainan ular tangga, melainkan anak-anak sendiri yang harus loncat dari satu persegi ke persegi lainnya sesuai dengan angka yang muncul pada hasil pelemparan dadu. Pada hampir setiap persegi yang disinggahi oleh anak-anak terdapat kata-kata yang menggambarkan nilai-nilai karakter kerja keras dan percaya diri. Setiap menempati suatu posisi, anak-anak akan ditanya mengenai apa yang tertulis pada persegi tersebut. Kegiatan permainan juga disertai dengan pemberian contoh dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar anak-anak mudah memahami dan mengamalkan nilai-nilai karakter dalam kesehariannya.

Kegiatan sesi pertama dimulai pukul 09.00 WIB. Anak-anak sangat antusias untuk bermain. Permainan dipandu oleh dosen yang didampingi oleh beberapa mahasiswa Program Studi S1 Pendidikan Kesejahteraan Keluarga dan juga pengurus rumah yatim secara bergantian. Pelibatan pengurus rumah yatim bertujuan untuk memudahkan pelaksana kegiatan mengakrabkan diri dengan anak sebagai sasaran pelaksanaan kegiatan. Selain itu, pelibatan pengurus ini juga dilakukan sebagai bentuk pengenalan penggunaan media dengan harapan pengurus dapat memanfaatkan media ini untuk menguatkan karakter anak pada waktu selanjutnya. Pengurus juga dilibatkan dalam merumuskan butir-butir pertanyaan dan pernyataan yang ada dalam permainan ular tangga. Meskipun kegiatan ini dilaksanakan di tengah pandemi Covid-19, semoga tujuan dari diadakannya kegiatan ini tetap tercapai. Selain sebagai media edukasi, permainan ular tangga ini juga dapat dijadikan sebagai hiburan bagi anak-anak yang mungkin sudah merasa bosan karena harus berdiam diri di rumah selama tiga bulan terakhir. Penentuan pelaksanaan kegiatan di akhir Juni juga dilakukan dengan pertimbangan anak-anak masih dalam rentang waktu libur sekolah sebelum mereka akan memulai tahun ajaran baru. Kegiatan ini akan dilanjutkan dengan pendampingan pengurus rumah yatim dalam mengenalkan nilai-nilai karakter pada anak yatim dhuafa. Sehingga permainan ini dapat dilakukan berulang kali agar anak-anak lebih memahami mengenai nilai-nilai karakter yang diajarkan. Evaluasi untuk kegiatan ini dilakukan dalam beberapa tahapan melalui pengurus rumah yatim.

By MO