Dalam rangka memperingati Hari Keluarga Nasional (HARGANAS) yang ke-27, Badan Eksekutif Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kesejahteraan Keluarga, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Jakarta mengadakan webinar dengan teman “Optimalisasi Peran Keluarga dalam Meningkatkan Kualitas Anak pada Masa Pandemi”. Webinar ini diadakan pada hari Senin, tanggal 29 Juni 2020, bertepatan dengan Hari Keluarga Nasional.
Acara dibuka pada pukul 09.00 WIB yang dipandu oleh Dinda Hilya Ramadani, seorang mahasiswa Program Studi Pendidikan Kesejahteraan Keluarga angkatan 2017. Lalu ketua pelaksana kegiatan menyampaikan laporan kegiatan, di antaranya mengenai jumlah peserta webinar yang mencapai 260 orang yang terdiri dari guru, mahasiswa, dan dosen dari berbagai instansi. Selanjutnya, Koordinator Program Studi Pendidikan Kesejahteraan Keluarga, Dr. Shinta Doriza, M.Pd., M.S.E., memberikan sambutannya sekaligus membuka kegiatan secara resmi.
Webinar ini juga dihadiri oleh Dekan Fakultas Teknik, Dr. Uswatun Hasanah, M.Si. Beliau menyampaikan sambutannya dan sedikit pengantar mengenai tema webinar hari ini. Dalam paparannya, beliau menekankan pentingnya meningkatkan kualitas keluarga pada masa pandemi sekarang ini. Menurutnya, kualitas anak dapat diukur melalui perkembangan fisik, perkembangan kognitif, perkembangan bahasa, perkembangan sosial, perkembangan emosi, dan perkembangan moral. Agen sosialisasi untuk anak dapat berupa lingkungan keluarga, sekolah, teman sebaya, dan komunitas. Keluarga merupakan agen sosialisasi dalam kehidupan anak sehingga 8 fungsi dalam keluarga harus dijalankan untuk menghasilkan individu-individu yang berkualitas.
Acara dilanjutkan dengan penyampaian materi dari para pembicara yang dimoderatori oleh Vania Zulfa, M.Pd., dosen Program Studi Pendidikan Kesejahteraan Keluarga. Materi pertama mengenai “Strategi dan Tantangan Keluarga Menuju Era New Normal” disampaikan oleh Ade Isyanah, S.Pd., MSR. Beliau adalah Kepala Seksi Pengembangan Materi Pendidikan Kependudukan Jalur Formal, Direktorat Kerjasama Pendidikan Kependudukan, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Beliau memulai pemaparannya dengan menjelaskan mengenai bonus demografi yang dimiliki Indonesia dan akan mencapai puncaknya pada tahun 2035. Pada saat itu, Indonesia akan mengalami aging population yaitu jumlah usia lanjutan semakin bertambah banyak. Perlu dipertanyakan bagaimana pemerintah memanfaatkan bonus demografi agar bermanfaat bagi pembangunan dan tidak menjadi bencana. Itulah salah satu tugas dari BKKBN untuk membentuk generasi berkualitas melalui keluarga.
Selanjutnya Ade Isyanah, S.Pd., MSR. menjelaskan strategi keluarga dalam menghadapi new normal melalui 8 fungsi keluarga menurut UU No 10 Tahun 1992 yang terdiri dari fungsi keagamaan, fungsi sosial budaya, fungsi cinta kasih, fungsi perlindungan, fungsi reproduksi, fungsi bersosialisasi dan pendidikan, fungsi ekonomi, serta fungsi pembinaan lingkungan. Semua fungsi yang disebutkan dapat memandu keluarga dalam menghadapi Covid-19 dan mencegah penyebaran virus. Beliau menyimpulkan bahwa dalam mencegah penyebaran virus diperlukan disiplin yang tinggi, patuhi protokol kesehatan, serta keluarga harus menjadi lembaga pertama dan utama bagi anak dalam mengawali implementasi new normal.
Materi selanjutnya disampaikan oleh Dr. Puji Lestari, SIP., M.Si., selaku dosen Ilmu Komunikasi & Ketua Pusat Studi Wanita UPN Veteran Yogyakarta. Beliau memaparkan mengenai “Urgensi Komunikasi Keluarga dalam Membangun Perkembangan Emosi Anak di Masa Pandemi”. Menurutnya, keberhasilan seorang anak itu sangat tergantung bagaimana cara keluarga itu berkomunikasi. Jadi, komunikasi antarkeluarga menjadi faktor keberhasilan keluarga. Dalam perkembangan emosi seorang anak, emosi diwakilkan oleh perilaku yang mengekspresikan kenyamanan atau ketidaknyamanan terhadap keadaan atau interaksi yang sedang dialami. Solusi yang dijelaskan untuk para orang tua diatur dalam perencanaan komunikasi keluarga dan dapat dilakukan dengan cara Communication Heart to Heart (komunikasi dari hati ke hati) terhadap anak. Tangguh bencana dipupuk dari komunikasi keluarga yang saling mendukung dalam keadaan apapun. Keluarga memiliki keyakinan kuat dalam menghadapi wabah ini secara bersama-sama, melalui komunikasi dari hati ke hati antaranggota keluarga, sehingga dapat mewujudkan kehidupan yang damai dan bahagia.
Materi terakhir yang disampaikan oleh Dr. Lim Mei Fhuang, seorang dokter Regency Specialist Hospital, Malaysia, dengan tema “The Role of Parents in Maintaining Children’s Mental Health During a Pandemic”. Pada paparannya, beliau menyampaikan bahwa satu dari lima anak hidup dengan kondisi kesehatan mental yang kurang baik. Beliau juga memaparkan alasan mengapa anak-anak tersebut tidak diobati salah satunya karena keluarga kurang mampu atas biaya berobat serta karena orang tuanya yang takut disalahkan. Masa depan anak-anak yang tidak diobati akan mengakibatkan masalah dalam rumah tangga, salah satunya menjadi perisak. Kondisi kesehatan mental yang serius dapat mempengaruhi banyak remaja seperti gangguan perasaan dan gangguan kecemasan. Selain itu, beliau menjelaskan juga bagaimana cara menjaga kesehatan mental anak dengan membangun hubungan yang harmonis dalam keluarga.
Setelah ketiga pemateri selesai menyampaikan paparannya, kegiatan dilanjutkan dengan sesi tanya jawab yang dipandu oleh moderator. Peserta antusias untuk bertanya kepada para pemateri. Webinar ini dilaksanakan dengan harapan bisa meningkatkan pengetahuan dan meyadarkan pentingnya mengoptimalisasi peran keluarga untuk meningkatkan kualitas anak, terutama di masa pandemi seperti sekarang ini. Webinar diakhiri dengan sesi foto bersama.
Kegiatan ini berlangsung dengan dukungan dari Fakultas Teknik Universitas Negeri Jakarta dan kerja sama antara Program Studi Pendidikan Kesejahteraan Keluarga dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional, Pusat Studi Wanita UPN Veteran Yogyakarta, serta Regency Specialist Hospital, Malaysia.
Kegiatan ini juga diliput oleh media Radar Jogja pada tanggal 3 Juli 2020 dengan tautan di bawah ini: https://radarjogja.jawapos.com/2020/07/03/komunikasi-keluarga-sebagai-pondasi-bangsa-tangguh-bencana-covid-19/