Building Engineering Education

PkM Prodi Pendidikan Teknik Bangunan UNJ : Sosialisasi Program Kampung Iklim dalam Menciptakan Gaya Hidup Ramah Lingkungan di Muara Gembong

Dalam rangka menjalankan salah satu Tridharma Perguruan Tinggi, yaitu Program Pengabdian kepada Masyarakat, Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan Universitas Negeri Jakarta melaksanakan Sosialisasi Kampung Iklim kepada  guru-guru SMK Yapinuh, Muara Gembong, Bekasi, Jawa Barat. Tema ini dipilih berdasarkan fenomena yang terjadi saat ini bahwa persoalan perubahan iklim sudah diakui sebagai salah satu ancaman terbesar bagi kehidupan manusia. Saat ini suhu permukaan bumi (global) terus meningkat setiap tahunnya. Kenaikan suhu bumi tersebut sejalan dengan meningkatnya ancaman terhadap risiko terjadinya bencana terkait iklim seperti banjir, longsor, kekeringan, gagal panen, kerusakan keragaman hayati, kenaikan muka air laut serta penurunan kualitas kesehatan manusia.

Salah satu potensi daerah yang dapat dikembangkan oleh  Kampung Iklim adalah pantai sederhana Muara Gembong. Muara Gembong merupakan nama kecamatan yang berlokasi di Kabupaten Bekasi. Di dalamnya ada enam desa yaitu Desa Pantai Bahagia, Pantai Mekar, Pantai Sederhana, Pantai Harapan Jaya, Desa Pantai Bakti, dan Desa Jaya Sakti. Jarak dari pusat Kota Bekasi ke sana, sekitar 70 km. Kegiatan ini berlangsung di SMKS Yapinuh.  Bertempat di Kelurahan Pantai Sederhana, Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi, Provinsi Jawa Barat. Keadaan lingkungan Muara Gembong yang termasuk ke dalam daerah pesisir sudah seharusnya memiliki tingkat keanekaragaman yang tinggi, khususnya ekosistem mangrove. Permasalahan di Muara Gembong memang sangat kompleks namun pada intinya bermuara pada permasalahan status lahan yang berdasarkan RTRW Kabupaten Bekasi tahun 2011 sebagian besar area yang ditempati penduduk untuk bermukim dan berbudidaya saat ini merupakan kawasan lindung. Selain itu sampah-sampah plastik yang berserakan semakin membuat lingkungan tidak teratur, dan permasalahan ini merupakan efek domino dari semakin tingginya tingkat abrasi di wilayah tersebut.

Berangkat dari permasalahan tersebut, Dra. Rosmawita M.Pd dan Dr. Tuti Iriani, M.Si serta narasumber dari KLHK Bpk. Koko Wijanarko dan Ibu Mayang Mangurai sebagai penggiat lingkungan dari Dharmawanita Pengendalian dan Perubahan Iklim KLHK memaparkan tentang Proklim, konsep aksi mitigasi dan adaptasi dan kebijakannya, serta contoh-contoh aksi proklim di perkotaan. Menurut Koko Wijanarko, Program Kampung Iklim adalah program nasional berbasis pemberdayaan masyarakat.

Metode penyajian adalah ceramah, tanya jawab, diskusi dalam kelompok dan Presentasi. Dalam kesempatan tersebut para guru yang berjumlah 32 orang dibagi kelompok dan diminta mengidentifikasi permasalahan, kekuatan dan aksi yang akan dilakukan pada program Proklim ini ditinjau dari potensi yang ada di lingkungan SMK Yapinuh, Pantai Sederhana Muara Gembong. Berdasarkan presentasi dari setiap kelompok menunjukan bahwa sesungguhnya para guru sudah mengetahui permasalahan dan potensi dari muara gembong. Sangat disayangkan, bahwa aksi yang di rencanakan belum ditunjukan dengan kerja nyata. Misalnya, kerja bakti, membuat taman di sekolah, pengolahan sampah, dan lain-lain. Menurut wakil ketua Yayasan Yapinuh, Zainal Abidin S.Pd.I, kegiatan sosialisasi ini sangat baik sekali untuk membuka wawasan guru dan tambahan pengetahuan mengenai  hal-hal yang baru terkait dengan lingkungan. Ditambahkan oleh Zainal, bahwa setiap musim hujan, daerah tersebut selalu banjir. Diharapkan dengan adanya program Kampung Iklim akan memberikan kesadaran para guru untuk membangun daerahnya dengan lingkungan yang ramah lingkungan.  Diahkir kegiatan, hasil evaluasi menunjukan bahwa kegiatan program iklim ini diharapkan dapat dilanjutkan dengan praktek, misalnya pengolahan sampah plastik. Berikut Hasil Dokumentasinya

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *